welcome to my blog

Sabtu, 31 Maret 2012


BAB I
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER

            A.    Hakikat Pendidikan Berkarakter

Di era globalisasi ini perkembangan disegala bidang kehidupan menjadi begitu beragam dan begitu kompleks pula permasalahan yang dihadapi. Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa serta ancaman disintegrasi bangsa sudah semakin kelihatan pula. Oleh karena itu sangat pentingnya pendidikan berkarakter bagi semua pihak. Sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Pendidikan berkarakter sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.” Hal ini juga sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Pendidikan berkarakter mencakup tentang pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan ( habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling ), dan perilaku yang baik (moral action).

   B. Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh,kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Pendidikan karakter berfungsi untuk :
1      Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,berpikiran baik, dan berperilaku baik.
2)      Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur.
3)      Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.Pendidikan     karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga,satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.

C.Nilai-nilai Pembentuk Karakter

Ada 18 nilai pembentuk karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan
pendidikan nasional, yaitu:
1.      Religius, 
2.      Jujur,
3.     Toleransi,
4.      Disiplin,
5.      Kerja keras,
6.      Kreatif,
7.      Mandiri,
8.      Demokratis,
9.      Rasa Ingin Tahu,
10.  Semangat Kebangsaan,
11.  Cinta Tanah Air,
12.  Menghargai Prestasi,
13.  Bersahabat/Komunikatif,
14.  Cinta Damai,
15.  Gemar Membaca,
16.  Peduli Lingkungan,
17.  Peduli Sosial, &
18.  Tanggung Jawab
  ( Pusat Kurikulum.Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10).

D.Proses Pendidikan Karakter
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologi yang mencakup seluruh potensi individu manusia ( kognitif, afektif, psikomotorik ) dan fungsi totalitas sosiokultulral dalam konteks interaks dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat

BAB II
STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER

 A. Strategi di Tingkat Kementerian Pendidikan Nasional
   1.Stream Top Down
    Dalam stream ini pemerintah menggunakanlima strategi yang dilakukan secara koheren, yaitu:
 a.   Sosialisasi
          Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnyapendidikan karakter pada lingkup/tingkat nasional, melakukan gerakan kolektif dan pencanangan pendidikan karakter untuk semua.
b. Pengembangan Religius
         Untuk terus mengakselerasikan dan membumikan Gerakan Nasional PendidikanKarakter, Kementerian Pendidikan Nasional bergerak mengonsolidasi diri di tingkat internal dengan melakukan upaya-upaya pengembangan regulasi untuk memberikan payung hukum yang kuat bagi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pendidikan karakter.


 c.Pengembangan kapasitas Kementerian Pendidikan Nasional
     Secara komprehensif dan massif akan melakukan upaya-upaya pengembangan kapasitas sumber daya pendidikan karakter. Perlu disiapkan satu sistem pelatihan bagi para pemangku kepentingan pendidikan karakter yang akanmenjadi aktor terdepan dalam mengembangkan dan mensosialisikan nilai-nilai karakter.
 d.Implementasi dan kerjasamaKementerian Pendidikan Nasional
        Mensinergikan berbagai hal yang terkait denganpelaksanaan pendidikan karakter di lingkup tugas pokok, fungsi, dan sasaran unit utama.
 e.Monitoring dan evaluasi
     Secara komprehensif Kementerian Pendidikan Nasional akan melakukan monitoring dan evaluasi terfokus pada tugas, pokok, dan fungsi serta sasaran masing-masing unit kerjabaik di Unit Utama maupun Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, serta Stakeholder pendidikan lainnya. Monitoring dan evaluasi sangat berperan dalam mengontrol dan mengendalikan pelaksanaan pendidikan karakter di setiap unit kerja.

    2.Stream Bottom up
 Pemerintah memberikan bantuan teknis kepada sekolah-sekolah yang telah mengembangkan dan melaksanakan pendidikan karakter sesuai dengan ciri khas dilingkungan sekolah tersebut.
3.Stream Revitalisasi Program
Merevitalisasi kembali program-program kegiatan pendidikan karakter di mana pada umumnya banyak terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah ada dan sarat dengan nilai-nilai karakter.
Integrasi Tiga Pendekatan (top down-bottom up-revitalisasi)
        Ketiga jalur/tingkat top down  yang lebih bersifat intervensi, bottom up yang lebih bersifat penggalian best practice dan habituasi ( kebiasaan ), serta revitalisasi program kegiatan yang sudah ada yang lebih bersifat pemberdayaan.

 B.Strategi di Tingkat Daerah 

1.Penyusunan perangkat kebijakan di tingkat kabupaten/kota.
2.Penyiapan dan penyebaran bahan pendidikan karakter yang diprioritaskan
Bahan pendidikan karakter yang dibuat dari pusat, sebagian masih bersifat umum danbelum mencirikan kekhasan daerah tertentu. Oleh karena itu diperlukan penyesuaian dan penambahan baik indikator maupun nilai itu sendiri berdasarkan kekhasan daerah.

3.Memberikan dukungan kepada Tim Pengembang Kurikulum (TPK) tingkat kabupaten/kota melalui Dinas Pendidikan Pembinaan.
4.Dukungan Sarana , Prasarana, Dan Pembiayaan
Dukungan sarana, prasarana, dan pembiayaan ditunjang bukan hanya oleh dinas pendidikan tapi juga oleh dinas-dinas lain yang terkait seperti dinas pertamanan/pertanian dalam mengadakan tanama hias atau tanaman produktif.

C.Strategi di Tingkat Satuan Pendidikan

1.Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat menggunakan pendekatan kontekstual sebagai konsep belajar dan mengajar yang membantu guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata sehingga peserta didik mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.
2.Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar
Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu:
a.Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya kegiatan upacara hari Senin, upacara besar kenegaraan, pemeriksanaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdo’a sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga pendidik, dan teman.
b.Kegiatan spontan, dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga, misalnya, mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana.
c.Keteladanan, merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik   contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan dan kerapihan, kasihsayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerja keras.
d.Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan di dalam kelas.
3.Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler
Demi terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang mendukung pendidikan karakter, perlu didukung dengan dengan perangkat pedoman pelaksanaan,pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka mendukung pelaksanaan pendidikan karakter, dan revitalisasi kegiatan ko dan ekstrakurikuler yang sudah ada ke arah pengembangan karakter.
4.Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat.
Dalam kegiatan ini sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat.

D.Penambahan Alokasi Waktu Pembelajaran
Apabila pendidikan karakter diintegrasikan dalam ko-kurikuler dan ekstrakurikuler akan memerlukan waktu sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya. Untuk itu , perubahan alokasi waktu pembelajaran dapat dilakukan , misalnya: kegiatan-kegiatan lain diluar pengembangan diri yang dilakukan setelah jam pelajaran selesai.




E. Penilaian Keberhasilan
Penilaian keberhasilan dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
1.Menetapkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan atau disepakati
2. Menyusun berbagai instrumen penilaian
3.Melakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator
4.Melakukan analisis dan evaluasi
5.Melakukan tindak lanjut

Kamis, 22 Maret 2012


Model Explicit Instruction
Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Rosenshine dan Steven pada tahun 1986. Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap. Sintaknya adalah: sajian informasi kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan prosedural, membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyimpulan dan evaluasi, refleksi. Arends (2001) menyebutkan teori yang melandasi model ini yaitu teori behavioral, penelitian tentang efektifitas guru, dan teori belajar sosial (Muhammad Faiq, 2009).
Ø  Langkah-langkah pembelajaran model Explicit Instruction
Secara garis besar, terdapat lima langkah dalam pengajaran Explicit Instruction (Herdian, 2009), antara lain sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa;
Mempersiapkan siswa dan menyampaikan tujuan merupakan langkah pertama pada model Explicit Instruction. Hal ini dilakukan di awal pelajaran oleh guru, dimaksudkan untuk menyamakan konsep guru dan siswa mengenai materi  yang akan disampaikan. Kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan siswa diantaranya adalah memberikan apersepsi kepada siswa mengenai pembelajaran yang telah lalu. Sedangkan penyampaian tujuan dimaksudkan agar siswa mengetahui kompetensi apa saja yang harus dikuasai dari materi yang akan disampaikan.
2. Guru mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan;
Metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah (1995) adalah .metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan  atau materi yang sedang disajikan. Sedangkan menurut Dalam kamus Inggris-Indonesia, demonstrasi yaitu .mempertunjuk-kan atau mempertontonkan.
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa kegiatan demonstrasi di kelas yaitu guru memperagakan atau mengerjakan materi yang sedang diberikan kepada siswa pada saat pembelajaran yang kemudian diikuti siswa. Sehingga materi yang diberikan akan lebih bermakna di ingatan mereka.
Misalnya guru mendemostrasikan cara membuat dokumen baru, maka siswa tidak hanya akan mengingat langkah-langkahnya saja tetapi juga akan mengetahui dan hafal menu dan icon apa saja yang dipakai.
3. Guru membimbing murid dalam pelatihan
Setelah pemberian materi dan memberikan demonstrasi kepada siswa, kini saatnya guru memberikan latihan kepada murid. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah siswa sudah benar-benar mengerti mengenai materi yang diberikan. Tetapi  pada saat siswa mengerjakan latihan ini, guru harus memiliki asumsi siswa lupa dengan materi yang tadi diberikan atau kurang paham dengan materi setelah diaplikasikan dipertanyaan. Karena itu guru harus membimbing siswanya dalam pelatihan tersebut agar tidak terjadi kesalahan sehingga dapat mengerjakan soal dengan baik.
4. Guru mengecek pemahaman murid dan memberikan umpan balik
Untuk mengecek ketercapaian kompetensi guru akan mengecek pemahaman murid dan memberikan umpan balik. Hal yang dilakukan biasanya memberikan pertanyaan seputar materi yang telah diberikan. Selain memberikan pertanyaan guru juga bisa menminta siswa untuk menyimpulkan apa saja yang telah dipelajari pada pembelajaran hari itu.
5. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk latihan lanjutan
Pada langkah yang terakhir dari metode ini yaitu guru harus memberikan latihan lanjutan atau latihan mandiri. Latihan lanjutan ini bisa berupa pekerjaan rumah. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak melupakan pelajaran yang telah lalu dan tetap berlatih untuk meningkatkan kompetensinya.
Kelebihan:
1. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
2. Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
Kekurangan:
1. Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
2. Untuk mata pelajaran tertentu. 
Ø  Perbandingan model Explicit Instruction dan Direct Instruction
Model Explicit Instruction dan Direct Instruction memang memiliki banyak kesamaan, tetapi disamping itu juga masing – masing memiliki perbedaan yang sangat penting. Beberapa peneliti pendidikan menunjukkan bahwa model  Direct Instruction telah berkembang menjadi model Explicit Instruction, sementara yang lain tetap menunjukkan bahwa ada perbedaan yang tajam antara kedua model ini.
Menurut Dole, Duffy, Roehler, dan Pearson (1991, hal 252), menjelaskan model Explicit Instruction di sini, sementara menganjurkan mirip dengan model Direct Instruction pada tahun 1970-an, memiliki perbedaan penting. Keduanya menekankan strategi demonstrasi oleh guru, strategi latihan terpadu, dan praktek mandiri atau penerapan strategi belajar.
Namun, ada tiga perbedaan utama, yaitu dalam Model Explicit Instruction:
1. Tidak ada asumsi bahwa strategi tersebut akan rusak jika dipakai ke dalam sub komponen-keterampilan. Strategi ini dapat dipakai untuk menunjukkan, berlatih, dan diterapkan pada seluruh pemahaman tugas.
2. Tidak ada cara terbaik untuk menerapkan strategi tertentu. Model ini dapat digunakan dalam berbagai cara dengan tugas yang berbeda.
3. Penekanannya adalah pada kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas strategi, bukan pada kebenaran menerapkan strategi tertentu. (Calhoun E., 1998).


 Kesimpulan
Apabila guru menggunakan model pengajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan  tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan/mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.  Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Model pembelajaran explicit instruction merupakan model pembelajaran secara langsung agar siswa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktiv dalam suatu pembelajaran. Jadi model pembelajaran ini sangat cocok diterapakan dikelas dalam  materi tertentu yang bersifat dalil pengetahuan agar proses berpikir siswa dapat mempunyai keterampilan procedural.

Pustaka
http://www.hariyono.org/2011/10/model-pembelajaran-explicit-instruction.html
http://herdy07.wordpress.com/2009/04/29/model-apembelajaran-explicit-instruction/
http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/10/model-pembelajaran-22-explicit-instructionrosenshina-stevens-1986/





Jumat, 16 Maret 2012


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran   : Bahasa Indonesia
Sekolah Dasar     : SD N SIDOREJO LOR 03
Kelas / Semester : II / I ( dua / satu)
Alokasi Waktu    : 2 X 35 Menit ( satu kali pertemuan )

Standar Kompetensi :
1.1   Memahami test pendek dan puisi anak yang dilisankan
Kompetensi Dasar :
2.2 membacakan puisi dengan ekspresi yang tepat.
Indikator :
-          Membuat puis dengan tema yang ditentukan sesuai dengan kemampuan anak

         I.            TujuanPembelajaran :
siswa dapat membuat puisi dengan tema yang ditentukan oleh guru sesuai dengan kemampuan
       II.             Materi Pembelajaran :
Puisi
Puisi adalah suatu karya tulis hasil perenungan , seorang penyair atas suatu keadaan atau peristiwa yang diamati , dihayati atau dialami.
Contoh puisi                                              
Bunga Tulip
Bunga tulip yang indah
Berwarna warni
Aku senang sekali melihatnya
Mekar di depan rumah ku
Sungguh indah mahkotanya
Aku senang selalu merawatnya
agar engkau selalu berseri
Wahai bunga tulip
Aku inggin bunga tulip Ku
Tetap tumbuh mekar berseri
Di depan rumah KU
Penjelasan Isi Puisi
Puisi diatas adalah berisi tentang bunga tulip yang indah , senang sekali melihatnya mekar berseri,ingin selalu merawat agar  selalu tumbuh subur.
     III.            Metode Pembelajaran
-          Ceramah
-          Tanya Jawab
-          Demonstrasi
-          Pemberian Tugas
     IV.            Langkah-langkah Pembelajaran
a.       Kegiatan Awal ( 10 menit )
-          Salam pembuka
-          Berdoa bersama
-          Absensi
Motivasi :
- Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama
KebunKu
Lihat kebunku
penuh dengan bunga
Ada yang putih
dan ada yang merah
Setiap hari kusiram semua
mawar melati
semuanya indah
-          Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b.      Kegiatan Inti ( 40 menit )
Elaborasi
-          Siswa mendengarkan guru membaca puisi yang berjudul bunga tulip
-          Siswa mendengarkan guru menjelaskan isi atau makna dari puisi tulip
Eksplorsi
- Guru menjelaskan isi atau makna puisi
bunga tulip
c.       Kegiatan Akhir ( 20 menit )
Konfirmasi

- Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
- Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran
- Guru membagikan lembar evalusai kepada siswa, siswa diminta untuk mengerjakan
- Guru meminta siswa untuk membantu menempel gambar bunga anggrek dan gambar         gunung, swiswa diminta untuk memilih salah satu gambar yang disukai untuk dijadikan puisi
- Guru menutup pembelajaran
       V.            Alat dan Sumber
a.       Alat Peraga
- Gambar gunung
-  Gambar bunga tulip
- Gambar bunga anggrek
b.      Sumber
Buku Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia untuk SD / MI Kelas II hal 18-23
     VI.            Penilaian dan Evaluasi
   VII.            Pedoman penilaian
- Bentuk Tes      : tertulis
- Jenis Tes           : uraian
1. Ketepatan Waktu       : 20 menit
2. Inti atau Isi puisi          : 80/100
Nama                 :
Kelas                 :
No Absen          :

Evaluasi
1.       Perhatikan gambar dibawah ini !
1.Gambar Pemandangan Gunung
2.Gambar bunga anggrek

2.       Pilih salah satu gambar diatas yang menurut kalian suka dan buatlah puisi dari gambar dengan kata-katamu sendiri !






Salatiga , 13 Maret  2012

Mengetahui
Guru Kelas                                                                                                                  Praktikan

Sumanti S.Pd,                                                                                                                     Yuni Sulita
(NIP : 195510101985081002)                                                                                  (NIM : 292010311)
Mengetahui
Kepala Sekolah

HJ.Ahmad Bahron. S.pd
NIP : 19540227197512202