Model Explicit Instruction
Model ini pertama kali
diperkenalkan oleh Rosenshine dan Steven pada tahun 1986. Pembelajaran ini
cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah
demi langkah bertahap. Sintaknya adalah: sajian informasi kompetensi,
mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan prosedural, membimbing
pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyimpulan dan evaluasi,
refleksi. Arends (2001) menyebutkan teori yang melandasi model ini yaitu teori
behavioral, penelitian tentang efektifitas guru, dan teori belajar sosial
(Muhammad Faiq, 2009).
Ø Langkah-langkah
pembelajaran model Explicit Instruction
Secara garis besar, terdapat lima langkah dalam
pengajaran Explicit Instruction (Herdian, 2009), antara lain sebagai
berikut:
1. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa;
Mempersiapkan siswa dan
menyampaikan tujuan merupakan langkah pertama pada model Explicit
Instruction. Hal ini dilakukan di awal pelajaran oleh guru, dimaksudkan
untuk menyamakan konsep guru dan siswa mengenai materi yang akan disampaikan. Kegiatan yang dilakukan
dalam mempersiapkan siswa diantaranya adalah memberikan apersepsi kepada siswa
mengenai pembelajaran yang telah lalu. Sedangkan penyampaian tujuan dimaksudkan
agar siswa mengetahui kompetensi apa saja yang harus dikuasai dari materi yang
akan disampaikan.
2. Guru mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan;
Metode demonstrasi menurut
Muhibbin Syah (1995) adalah .metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Sedangkan
menurut Dalam kamus Inggris-Indonesia, demonstrasi yaitu .mempertunjuk-kan atau
mempertontonkan.
Dari definisi di atas dapat
dipahami bahwa kegiatan demonstrasi di kelas yaitu guru memperagakan atau
mengerjakan materi yang sedang diberikan kepada siswa pada saat pembelajaran
yang kemudian diikuti siswa. Sehingga materi yang diberikan akan lebih bermakna
di ingatan mereka.
Misalnya guru mendemostrasikan
cara membuat dokumen baru, maka siswa tidak hanya akan mengingat
langkah-langkahnya saja tetapi juga akan mengetahui dan hafal menu dan icon apa
saja yang dipakai.
3. Guru membimbing murid dalam
pelatihan
Setelah pemberian materi dan
memberikan demonstrasi kepada siswa, kini saatnya guru memberikan latihan
kepada murid. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah siswa sudah benar-benar
mengerti mengenai materi yang diberikan. Tetapi
pada saat siswa mengerjakan latihan ini, guru harus memiliki asumsi
siswa lupa dengan materi yang tadi diberikan atau kurang paham dengan materi
setelah diaplikasikan dipertanyaan. Karena itu guru harus membimbing siswanya
dalam pelatihan tersebut agar tidak terjadi kesalahan sehingga dapat
mengerjakan soal dengan baik.
4. Guru mengecek pemahaman murid
dan memberikan umpan balik
Untuk mengecek ketercapaian
kompetensi guru akan mengecek pemahaman murid dan memberikan umpan balik. Hal
yang dilakukan biasanya memberikan pertanyaan seputar materi yang telah
diberikan. Selain memberikan pertanyaan guru juga bisa menminta siswa untuk
menyimpulkan apa saja yang telah dipelajari pada pembelajaran hari itu.
5. Guru memberikan kesempatan
kepada murid untuk latihan lanjutan
Pada langkah yang terakhir dari
metode ini yaitu guru harus memberikan latihan lanjutan atau latihan mandiri.
Latihan lanjutan ini bisa berupa pekerjaan rumah. Hal ini dimaksudkan agar
siswa tidak melupakan pelajaran yang telah lalu dan tetap berlatih untuk
meningkatkan kompetensinya.
Kelebihan:
1. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
2. Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
1. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
2. Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
Kekurangan:
1. Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
2. Untuk mata pelajaran tertentu.
1. Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
2. Untuk mata pelajaran tertentu.
Ø Perbandingan model Explicit
Instruction dan Direct Instruction
Model Explicit Instruction dan Direct
Instruction memang memiliki banyak kesamaan, tetapi disamping itu juga
masing – masing memiliki perbedaan yang sangat penting. Beberapa peneliti
pendidikan menunjukkan bahwa model Direct Instruction telah
berkembang menjadi model Explicit Instruction, sementara yang lain tetap
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang tajam antara kedua model ini.
Menurut Dole, Duffy, Roehler, dan Pearson (1991, hal
252), menjelaskan model Explicit Instruction di sini, sementara
menganjurkan mirip dengan model Direct Instruction pada tahun 1970-an,
memiliki perbedaan penting. Keduanya menekankan strategi demonstrasi oleh guru,
strategi latihan terpadu, dan praktek mandiri atau penerapan strategi belajar.
Namun, ada tiga perbedaan utama, yaitu dalam Model Explicit
Instruction:
1. Tidak ada asumsi bahwa strategi tersebut akan
rusak jika dipakai ke dalam sub komponen-keterampilan. Strategi ini dapat dipakai
untuk menunjukkan, berlatih, dan diterapkan pada seluruh pemahaman tugas.
2. Tidak ada cara terbaik untuk menerapkan strategi
tertentu. Model ini dapat digunakan dalam berbagai cara dengan tugas yang
berbeda.
3. Penekanannya adalah pada kemampuan beradaptasi
dan fleksibilitas strategi, bukan pada kebenaran menerapkan strategi tertentu.
(Calhoun E., 1998).
Kesimpulan
Apabila guru menggunakan model
pengajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi
tujuan pembelajaran dan tanggung jawab
yang besar terhadap penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan
kepada siswa, pemodelan/mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan,
memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau
keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik. Model pengajaran langsung ini dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat
diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Model pembelajaran explicit
instruction merupakan model pembelajaran secara langsung agar siswa dapat
memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktiv
dalam suatu pembelajaran. Jadi model pembelajaran ini sangat cocok diterapakan
dikelas dalam materi tertentu yang
bersifat dalil pengetahuan agar proses berpikir siswa dapat mempunyai keterampilan
procedural.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar